Ungaran, 18 Juli 2025 — Program Studi Sarjana Ilmu Hukum dan Magister Ilmu Hukum Universitas Ngudi Waluyo kembali menggelar seminar umum bertajuk “Desa Sebagai Miniatur Negara Dalam Menghadapi Era Digital: Tantangan, Reformasi, dan Inovasi” pada Kamis, 17 Juli 2025, bertempat di Aula Lantai 2 Gedung HM Iskak Soepardi.

Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan Kepala Desa/Lurah serta Perwakilan Kecamatan se-Kabupaten Semarang.

Acara dibuka melalui sambutan Rektor Universitas Ngudi Waluyo, Prof. Dr.Subyantoro, M.Hum., yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya peran desa sebagai pondasi dan pilar utama pembangunan nasional. “Desa bukan hanya sekadar unit pemerintahan terkecil, tetapi juga cerminan nyata dari bagaimana negara berjalan. Di era digital, desa dituntut beradaptasi melalui reformasi kebijakan dan inovasi teknologi agar mampu melayani masyarakat dengan lebih baik. Dalam pelaksanaan pemerintahan desa di Era tantangan digitalisasi saat ini diperlukan suatu reformasi untuk melahirkan Inovasi dalam pelayanan publik luas secara efektif dan efisien ” ujar beliau.

Hadir dalam acara seminar, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermades) Kabupaten Semarang juga PLT. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Semarang, Bapak Budi Rahardjo, S.Sos., M.Si. memberikan sambutan sekaligus membuka acara seminar menyampaikan bahwa Universitas Ngudi Waluyo yang terletak di Kabupaten Semarang menjadi elemen penting sinergitas dalam pembangunan kemajuan desa “UNW sebagai institusi Pendidikan senantiasa menerjunkan mahasiswa ke desa-desa di Kabupaten Semarang, ini sangat baik bagi kami sebab integrasi keilmuan dan praktik pada Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang secara terstruktur dilaksanakan untuk kebaharuan dan perkembangan desa kami”.

Pada acara seminar dilaksanakan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) dan Impelementation of Agreement (IA) antara Program Studi Sarjana Ilmu Hukum dan Magister Ilmu Hukum dengan Kejaksaan Negeri Kabupaten Semarang dan Kantor Notaris dan PPAT Suyanto, SH Kota Semarang. 

Acara seminar ini menghadirkan tiga narasumber utama:

1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. (Direktur Program Pascasarjana UNW)
2. Ismail Fahmi, S.H, M.H. (Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Semarang)
3. Suyanto, S.H. (Notaris dan PPAT Kota Semarang)

Dalam pemaparannya, Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si menyoroti mengenai desa sebagai entitas sosial-politik yang memiliki struktur mirip negara, lengkap dengan kepala desa sebagai eksekutif, badan permusyawaratan desa sebagai legislatif, serta lembaga adat dan kelembagaan lainnya. “Konsep desa sebagai miniatur negara mengandung makna bahwa apa yang berlaku di tingkat nasional, sejatinya berakar dari dinamika yang terjadi di desa,” jelasnya.

Sementara itu, Ismail Fahmi, S.H., M.H.  mengulas mengenai program Jaksa Garda Desa (Jaga Desa) dalam rangka meningkatkan kesadaran hukum pemerintah desa dalam pelaksanaan dana desa, pencegahan terhadap penyalahgunaan dana desa, tantangan dan reformasi kebijakan desa di era digital, seperti perlunya regulasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi dalam pelaksaan pelaporan penggunaan dana desa berbasis sistem digital.

Sementara itu narasumber terakhir, Suyanto, S.H., membagikan pengalaman pengembangan kenotariatan, akta dan pembuktian dalam era digital.  Kebaharuan aturan hukum mengenai cyber notary di Indonesia perlu untuk diarusutamakan, sebab tantangan digital saat ini membawa perubahan dalam dunia notaris.

Sesi diskusi interaktif berlangsung dinamis dengan berbagai pertanyaan dari peserta, mulai dari penguatan literasi digital perangkat desa, integrasi dunia Pendidikan dalam rangka kemajuan desa, hingga tantangan integrasi pengelolaan anggaran di tingkat desa.

Acara ditutup dengan penyerahan sertifikat kepada narasumber dan peserta, sosialisasi program rekognisi pembelajaran lampau (RPL) oleh Ketua Program Studi Sarjana Ilmu Hukum Bapak Indra Yuliawan, S.H., M.H. bagi perangkat desa yang ingin melanjutkan Pendidikan hukum di UNW serta harapan dari panitia agar seminar ini menjadi inspirasi bagi peserta dalam membangun desa yang berdaya saing dan inklusif di tengah transformasi digital. (DWK)